(Studi Kasus Penjualan Tas Kain Beludru Pada Artshop Di Wilayah Kuta)
Jumat, 11 Desember 2015
Minggu, 25 Oktober 2015
Definisi Uml Dan Use Case Pada E-Commerce
Nama : I Made Abiyoga Sanjaya | NIM :
1204505081
Mata Kuliah : E-Application | Dosen : I
Putu Agus Eka Pratama, S.T., M.T.
1. DEFINISI
A. UML
(Unified Modeling Language)
UML (Unified Modeling Language) adalah
sebuah bahasa yang berdasarkan grafik/gambar untuk memvisualisasi,
menspesifikasikan, membangun, dan pendokumentasian dari sebuah sistem
pengembangan software berbasis OO (Object-Oriented). UML tidak hanya merupakan
sebuah bahasa pemograman visual saja, namun juga dapat secara langsung
dihubungkan ke berbagai bahasa pemograman, seperti JAVA, C++, Visual Basic,
atau bahkan dihubungkan secara langsung ke dalam sebuah object-oriented
database.
B. Use Case Diagram
Use Case Diagram merupakan model diagram UML yang digunakan
untuk menggambarkan requirement fungsional yang diharapkan dari sebuah sistem.
Use Case Diagram menekankan pada “siapa” melakukan “apa” dalam lingkungan
sistem perangkat lunak akan dibangun. Use-case diagram sebenarnya terdiri dari
dua bagian besar; yang pertama adalah Use Case Diagram (termasuk gambar use
case dependencies) dan Use Case Description.
Use Case Diagram adalah gambaran graphical dari
beberapa atau semua actor, use-case, dan interaksi diantara
komponen-komponen tersebut yang memperkenalkan suatu sistem yang akan dibangun.
Use Case Diagram menjelaskan manfaat suatu sistem jika dilihat menurut
pandangan orang yang berada di luar sistem. Diagram ini menunjukkan
fungsionalitas suatu sistem atau kelas dan bagaimana sistem tersebut berinteraksi
dengan dunia luar.
Use Case Diagram dapat digunakan selama proses analisis
untuk menangkap requirement system dan untuk memahami bagaimana sistem
seharusnya bekerja. Selama tahap desain, Use Case Diagram berperan untuk
menetapkan perilaku (behavior) sistem saat diimplementasikan. Dalam
sebuah model mungkin terdapat satu atau beberapa Use Case Diagram. Kebutuhan
atau requirements system adalah fungsionalitas apa yang harus disediakan
oleh sistem kemudian didokumentasikan pada model use-case yang menggambarkan
fungsi sistem yang diharapkan (use-case), dan yang mengelilinginya (actor),
serta hubungan antara actor dengan use-case (use-case diagram)
itu sendiri.
C. Komponen Pembentuk Use Case Diagram
a. Actor
Actor
tersebut mempresentasikan seseorang atau sesuatu (seperti perangkat, sistem
lain) yang berinteraksi dengan sistem. Sebuah actor mungkin hanya
memberikan informasi inputan pada sistem, hanya menerima informasi dari sistem
atau keduanya menerima, dan memberi informasi pada sistem. Actor hanya
berinteraksi dengan use-case, tetapi tidak memiliki kontrol atas use-case. Actor
digambarkan dengan stick man. Actor dapat digambarkan secara secara umum
atau spesifik, dimana untuk membedakannya kita dapat menggunakan
relationship.
b. Use-case
Use case
adalah gambaran fungsionalitas dari suatu sistem, sehingga customer atau
pengguna sistem paham dan mengerti mengenai kegunaan sistem yang akan
dibangun.
c. Relasi Use Case Diagram
Ada
beberapa relasi yang terdapat pada use case diagram, yaitu sebagai berikut:
- Association, menghubungkan link antar element.
- Generalization, disebut juga inheritance
(pewarisan), sebuah elemen dapat merupakan spesialisasi dari elemen lainnya.
- Dependency, sebuah element bergantung dalam
beberapa cara ke element lainnya.
- Aggregation, bentuk assosiation dimana sebuah
elemen berisi elemen lainnya.
d. Tipe relasi/ stereotype
Tipe
relasi yang mungkin terjadi pada use case diagram, yaitu sebagai berikut:
- <<include>> , yaitu kelakuan yang harus
terpenuhi agar sebuah event dapat terjadi, dimana pada kondisi ini sebuah
use-case adalah bagian dari use-case lainnya.
- <<extends>>, kelakuan yang hanya berjalan di
bawah kondisi tertentu seperti menggerakkan alarm.
- <<communicates>>, mungkin ditambahkan untuk asosiasi
yang menunjukkan asosiasinya adalah communicates association . Ini merupakan
pilihan selama asosiasi hanya tipe relationship yang dibolehkan antara actor
dan use-case.
2. USE
CASE PADA E-COMMERCE
Contoh use case : “Pemesanan dan Pembelian Sarana Bebantenan
Dengan Berbasiskan E-Commerce”
Gambar berikut merupakan ERD dari Pemesanan dan Pembelian
Sarana Bebantenan Dengan Berbasiskan E-Commerce.
Gambar di bawah ini merupakan class diagram dari Pemesanan
dan Pembelian Sarana Bebantenan Dengan Berbasiskan E-Commerce.
Sabtu, 24 Oktober 2015
Tutorial Instalasi EYE OS (Linux Ubuntu)
Nama : I Made Abiyoga Sanjaya | NIM :
1204505081
Mata Kuliah : E-Application | Dosen : I
Putu Agus Eka Pratama, S.T., M.T.
Eye OS merupakan sistem operasi berbasis web yang mendukung
Cloud Computing, tepatnya dalam jenis layanan SAAS (Software As A Service)
dan IAAS (Infrastructure As A Service). Eye OS dapat diunduh secara
bebas di internet. Sebelum menginstal Eye OS, ada beberapa hal yang perlu
dipersiapkan, yaitu:
a. Terinstal sistem operasi Linux ditro bebas
(Linux, Mint, Debian, dll.)
b. Terinstal PHP, MySQL, Javascript.
Direkomendasikan menginstall XAMPP Linux untuk mendapatkan fitur yang lebih
lengkap.
c. Memiliki web browser (Firefox, Chrome,
dll.)
Setelah 3
hal diatas sudah dipersiapkan, maka lakukan langkah-langkah berikut untuk
melakukan instalasi Eye OS, yaitu sebagai berikut:
1. Buka
aplikasi terminal pada linux. Kemudian login sebagai root untuk mendapatkan
akses dengan command berikut: sudo su (pada basis Ubuntu/Debian) dan
masukkan password root.
2. Pastikan
file installer telah berada pada direktori home (home/user). Kemudian salin
file installer ke direktori root web (umumnya /opt/lampp/htdocs/) dengan
command berikut : cp /home/abiyoga /eyeOS_1.9.0.3-1.zip /opt/lampp/htdocs/
3. Setelah
proses pengkopian file Eye OS selesai, pindahkan ke lokasi root web anda dengan
command : cd /opt/lampp/htdocs/
4. Cek
file keberadaan Anda di root web dengan command : pwd /opt/lampp/htdocs
5. Ekstrak
file Eye OS tersebut dengan menggunakan command : unzip eyeOS_1.9.0.3-1.zip
6. Setelah
proses ekstraksi selesai, berikan permission 777 ke folder eyeOS dengan
menggunakan command : chmod 777 /opt/lampp/htdocs/eyeOS
7. Pindahlah
ke folder eyeOS dengan command : cd eyeOS
8. Aktifkan
XAMPP Linux agar Eye OS dapat dijalankan melalui aplikasi web browser dengan
command : /opt/lampp/lampp start
9. Selanjutnya
buka web browser dan ketikkan pada alamat browser localhost/eyeOS atau
127.0.0.1/eyeOS.
10. Kemudian akan langsung menuju halaman
instalasi eyeOS. Masukkan password root Anda kemudian pilih bahasa dan install
eyeOS.
11. Mulailah dengan membuat user baru dengan
menekan tombol "New User" kemudian "Create Account"
sehingga muncul tampilan utama dari sistem operasi eyeOS berbasis web . Ketik
nama user yang akan Anda gunakan kemudian ketik password anda dan pilih bahasa
yang akan Anda gunakan.
12. Penggunaan eyeOS ini hampir sama dengan
sistem operasi pada umumnya dimana terdapat aplikasi pendukung kegiatan kantor
maupun pemutar media. Ada beberapa fitur tambahan dari eyeOS ini, salah satunya
adalah fitur "Sharing".
Bukalah file manager, kemudian pilih salah satu file dan
klik kanan pada file tersebut. Klik sharing dan centang publik. File akan
disharing secara publik.
Sumber: Agus Eka Pratama, I Putu. 2014. “SMART
CITY BESERTA CLOUD COMPUTING DAN TEKNOLOGI – TEKNOLOGI PENDUKUNG LAINNYA”.
Informatika. Bandung.
Kilas Balik Cloud Computing dan E-Commerce, serta Cloud Pada E-Application, Pengembangan E-Application Berbasis Cloud dan Data Skala Besar
Nama : I Made Abiyoga Sanjaya | NIM :
1204505081
Mata Kuliah : E-Application | Dosen : I
Putu Agus Eka Pratama, S.T., M.T.
1. KILAS BALIK CLOUD COMPUTING
A. Definisi
Terdapat beberapa definisi mengenai Cloud Computing oleh
para ahli komputer salah satunya yaitu oleh NIST (National Institute of
Standard and Technology) yang secara umum kita dapat ikuti dan menjadi
standarisasi. Di dalam draft-nya yang berjudul The NIST Definition
of Cloud Computing, Peter Meel dan Timothy Grance mendefinisikan Cloud
Computing sebagai sebuah model yang memungkinkan adanya penggunaan sumber
daya (resource) secara bersama-sama dan mudah, menyediakan jaringan
akses dimana-mana, dapat dikonfigurasi, dan layanan yang digunakan sesuai
keperluan (on demand). Hal ini berarti layanan pada Cloud Computing dapat
disediakan dengan cepat dan meminimalisir interaksi dengan penyedia layanan (vendor/provider)
Cloud Computing.
B. On Demand
Cloud Computing memiliki 5 karakteristik khusus yang meliputi On Demand
Self Service, Broad Network Access, Resource Pooling, Rapid
Elasticity, dan Measured Service. Salah satu yang akan
dibahas adalah On Demand Self Service. On Demand Self Service merupakan
karakteristik Cloud Computing dimana pengguna layanan Cloud dapat
secara mandiri menyediakan semua keperluan dan kapabilitas terkait dengan
komputasi pada Cloud Computing. Antara lain berupa ketersediaan network
storage (media penyimpanan digital pada jaringan komputer), server time (sistem
waktu di sisi komputer server), dan lain-lain, dengan meminimalisir interaksi
dengan penyedia layanan (service provider/server). Layanan ini dapat
digunakan oleh pengguna sesuai dengan keperluannya (on demand).
C. Model Layanan Pada Cloud Computing
Ketiga model layanan yang disajikan oleh Cloud Computing tersebut
meliputi IAAS, PAAS dan SAAS. Pembagian jenis layanan ini dilakukan dengan
tujuan untuk membantu menyesuaikan keperluan dari pengguna, sehingga pengguna
dapat terbantu dengan adanya layanan yang disajikan tersebut.
a. IAAS
IAAS (Infrastructre AS A Service)
atau Cloud IAAS merupakan jenis layanan pada Cloud Computing yang
menekankan kepada layanan penyediaan sarana jaringan komputer, perangkat keras
jaringan, komputer server, media penyimpanan (storage), processor,
beserta dengan proses virtualisasi yang menunjang proses komputasi. Pada IAAS,
disediakan fitur yang sangat bermanfaat bagi para pengguna. Fitur-fitur
tersebut antara lain :
- Pilihan Virtual Machine (VM) yang
sangat beragam. Virtualisasi merupakan salah satu kunci kekuatan dari Cloud
Computing.
- Penyediaan pre OS installed (sistem
operasi yang telah terinstal secara langsung), sehingga sangat membantu
pengguna yang tidak terlalu mengetahui tentang teknis serta lebih praktis. Penyediaan
storage pada beberapa buah server mirror, sehingga lebih aman
bagi pengguna dan kelangsungan data di dalamnya.
- Tersedia fitur untuk melakukan proses
optimisasi (optimization).
- Menyediakan beragam aplikasi untuk
sejumlah tujuan. Antara lain untuk melakukan pemrosesan multi data, manajemen
aplikasi, penyediaan sumber daya untuk aplikasi, serta perhitungan-perhitungan
rumit.
b. PAAS
PAAS (Platform AS A Service) atau
Cloud PAAS merupakan jenis layanan pada Cloud Computing yang menekankan kepada
penyediaan platform untuk membantu proses pengembangan perangkat lunak secara
cepat dan mudah. Layanan platform yang disediakan oleh Cloud PAAS umumnya juga
berbasis web yang di dalamnya telah tersedia banyak fitur yang memudahkan
programmer dan pengguna awam di dalam mengembangkan aplikasi tanpa memerlukan
banyak proses penulisan koding. Di dalam Cloud PAAS juga terdapat skalabilitas,
kontrol akses, serta sisi keamanan. Hal lainnya yang disajikan oleh Cloud PAAS
melalui layanan platform-nya adalah kemudahan integrasi yang baik dengan
perangkat lunak lainnya yang berada dalam satu platform serta menyediakan
konektor untuk sistem di luar jaringan Cloud Computing. Menurut Tarun di dalam
tulisan yang berjudul “Demystifying SAAS, PAAS and IAAS”, Cloud PAAS dapat
dikategorikan menjadi empat bagian berdasarkan produk atau layanan platform
yang diberikannya. Keempat bagian tersebut antara lain :
- Social Application Platform yaitu platform Cloud PAAS
yang ditujukan untuk pengembangan aplikasi jejaring sosial.
- Row Compute Platform yaitu platform Cloud PAAS
yang ditujukan untuk pengembangan aplikasi berbasis komputasi raw.
- Web Application Platform yaitu platform Cloud PAAS
yang ditujukan untuk pengembangan aplikasi berbasis web.
- Bussiness Application
Platform yaitu platform
Cloud PAAS yang ditujukan untuk pengembangan aplikasi bisnis.
c. SAAS
SAAS (Software AS A Service)
merupakan jenis layanan yang diberikan oleh teknologi Cloud Computing
kepada para penggunanya dalam bentuk pemakaian bersama aplikasi. Umumnya
layanan SAAS disediakan dalam bentuk tatap muka berbasis web. SAAS dibagi
menjadi 4 bagian:
- Web As A Service (WAAS) Cloud
- Desktop As A Service (DAAS) Cloud
- Mobile As A Service (MAAS) Cloud
- Analytical As A Service (AAAS) Cloud
D. Model Deployment Cloud Computing
NIST (National Institute of Standard and Technology)
tidak hanya menjelaskan definisi dari Cloud Computing tetapi juga
membagi model deployment dari Cloud Computing ke dalam empat model yang
mencakup Private Cloud, Public Cloud, Community Cloud dan Hybrid
Cloud. Model deployment ini dilakukan dengan tujuan untuk membantu
menyesuaikan lingkungan, kondisi dan keperluan dari pengguna, sehingga
teknologi Cloud dapat diterapkan dan dimanfaatkan dengan baik dan optimal.
a. Private Cloud, dimaksudkan sebagai model
deployment Cloud Computing yang ditujukan untuk penggunaan yang terbatas
pada kalangan tertentu saja (private). Model deployment ini umumnya
banyak diterapkan untuk lingkungan laboraturium riset, sekolah, perpustakaan,
gedung/bangunan. Sesuai dengan ketiga jenis layanan yang telah disediakan oleh Cloud
Computing, maka pada model deployment Private Cloud dapat diterapkan
pada ketiga jenis layanan tersebut. Antara lain sebagai berikut:
- Jenis Layanan SAAS (aplikasi):
1. Aplikasi web server intranet pada jaringan Private
Cloud.
2. Aplikasi mail server intranet pada jaringan Private
Cloud.
3. Aplikasi video dan radio streaming intranet
pada jaringan Private Cloud.
- Jenis Layanan PAAS (platform)
Penyediaan sebuah jaringan intranet
untuk Private Cloud berupa komputer server dan kelengkapannya (sistem
operasi Linux, aplikasi-aplikasi open source untuk PAAS, database,
framework, firewall) untuk memudahkan di dalam pengembangan
perangkan lunak berbasis Cloud secara intranet.
- Jenis Layanan IAAS
(infrastruktur)
Pembuatan virtualisasi private
server (virtual machine) pada jaringan intranet.
b. Public Cloud, merupakan model
deployment pada teknologi Cloud Computing, dimana layanan Cloud Computing
diletakkan di lokasi publik, sehingga layanan data dan informasi di dalamnya
dapat digunakan dan dibagikan dengan mudah ke seluruh pengguna. Public Cloud menyediakan
akses sebanyak mungkin kepada siapapun yang terhubung ke dalam jaringan Cloud
yang menyediakan layanan Public Cloud.
c. Community Cloud, merupakan model deployment pada Cloud
Computing yang dibangun oleh satu atau beberapa buah komunitas. Komunitas
yang tergabung biasanya memiliki tujuan, visi dan misi yang sama. Community
Cloud dapat dikatakan hampir sama dengan Private Cloud, dimana
penggunaannya terbatas untuk komunitas bersangkutan saja. Namun dalam
penerapannya, penyediaan layanan Community Cloud tidak selalu di
dalam ranah private (intranet) tapi juga di ranah publik (internet), bahkan
memberikan akses kepada publik/masyarakat/orang lain selain komunitas
bersangkutan. Adapun tujuan-tujuan dibangunnya model deployment Community
Cloud antara lain:
- Untuk memudahkan komunitas di dalam
berbagi data antar anggota.
- Menyatukan komunitas yang
memiliki tujuan, visi dan misi yang sama ke dalam bentuk layanan Cloud
Computing.
- Sebagai upaya dari komunitas untuk
bersama-sama menyediakan layanan Cloud baik untuk komunitas itu sendiri maupun
publik di luar komunitas (masyarakat umum).
d. Hybrid Cloud, merupakan model
deployment Cloud Computing yang merupakan gabungan dari Private Cloud dan Public
Cloud. Pada model deployment Hybrid ini, digunakan aturan SLA (Service Level
Agreement) yang merujuk kepada data mana saja yang akan diletakkan di media
penyimpanan Public Cloud (internet) dan data mana saja yang akan diletakkan di
penyimpanan Private Cloud (intranet). Hal ini bertujuan untuk memudahkan di
dalam manajemen keamanan dan manajemen data.
2. KILAS BALIK E-COMMERCE
A. Definisi E-Commerce
Istilah E-Commerce mulai muncul tahun 1990-an melalui adanya
inisiatif untuk mengubah paradigma transaksi jual beli serta pembayaran dari
konvesional ke dalam bentuk digital elektronik berbasiskan komputer dan
jaringan internet. Terdapat beberapa definisi mengenai E-Commerce:
a. (1998)
Kim dan Moon menyatakan bahwa E-commerce adalah proses untuk mengantarkan
informasi, produk, layanan, dan proses pembayaran melalui kabel telepon,
koneksi internet, dan akses digital lainnya.
b. (2002) Baourakis, Kourgianakis, dan Migdalas
menyatakan bahwa E-commerce merupakan bentuk perdagangan barang dan informasi
melalui jaringan internet.
c. (2002) Quayle mendefinisikan e-commerce
sebagai berbagai bentuk pertukaran data elektronik atau electronic data
interchange yang melibatkan penjual dan pembeli melalui perangkat mobile,
e-mail, perangakat terhubung mobile, dalam jaringan internet dan intranet.
d. (2007) Chaffey E-commerce sebagai semua
bentuk proses pertukaran informasi antara organisasi dan stakeholder
berbasiskan media elektronik yang terhubung ke jaringan internet.
B. Definisi M-Commerce
Terdapat sejumlah definisi yang diberikan oleh para ahli
mengenai M-Commerce atau Mobile Commerce :
a. Mobile Commerce Lab, merupakan sebuah lab
riset yang mengkhusukan pengkajiannya tentang mobile commerce. Definisi
M-Commerce adalah sebuah bentuk ekspansi dan pengembangan dari M-Commerce ke
ranah mobile, yang mana memiliki proses bisinis, teknologi-teknologi terbaru,
dan layanan (service) di dalamnya.
b. Christiane Morris, menyatakan bahwa Mobile
Commerce merupakan perkembangan dari E-Commerce yang memberikan kemudahan
kepada konsumen melalui perangkat mobile yang dimilikinya dan jaringan
wireless.
c. Corry Janssen, menyatakan bahwa Mobile
Commerce merupakan bentuk transaksi elektronik berbasiskan jaringan wireless
sebagaimana halnya E-Commerce, namun lebih mengkhusus kepada perangkat mobile
(smartphone, handphone, tablet) maupun perangkat komputer jinjing (netbook,
notebook).
B. Definisi E-Bussiness/E-Application
Istilah E-Bussiness muncul setelah adanya fenomena mengenai
E-Commerce di jagat internet, yang juga dipengaruhi oleh kemajuan teknologi
komputer, baik dalam hardware maupun software, serta kemajuan dari teknologi
internet itu sendiri.
a. Menurut IBM sendiri, E-Bussiness merupakan
bentuk transformasi dari Key Bussiness Process ke dalam pemanfaatan teknologi
internet.
b. Definisi lain menyatakan, bahwa E-Bussiness
merupakan bentuk transformasi dari proses-proses di dalam suatu organisasi
untuk mewujudkan customer value dengan memanfaatkan teknologi-teknologi
komputer, aplikasi komputer, filosofi komputer, paradigma komputer, yang
menjadi bentuk dari ekonomi dunia baru.
c. E-Bussiness merupakan hal dimana E-Commerce
termasuk di dalamnya terkait dengan proses-proses eksternal yang dilakukannya
namun juga memuat proses-proses internal berupa pengembangan produk, inventori,
manajemen resiko, manajemen sumber daya, dll.
3. CLOUD
PADA E-APPLICATION
A. Reliability
Realibility memiliki arti keandalan. Hal ini berarti bahwa
jaringan komputer memiliki kemampuan untuk dapat diandalkan di dalam jaringan
komputer. Keandalan di sini dapat diartikan bahwa paket data yang dikirimkan
oleh pengirim (sender) akan sampai dengan baik di sisi penerima (receiver).
Keandalan yang makin tinggi dan makin baik pada jaringan komputer akan
memberikan kualitas layanan yang lebih baik bagi para pengguna jaringan
komputer. Demikian juga, saat proses transfer data, tidak ada paket data yang
rusak maupun hilang. Paket harus utuh di sisi penerima sebagaimana saat dikirim
oleh pengirim. Dilakukan proses pengecekan oleh protokol-protokol di dalam
jaringan serta oleh pengguna jaringan komputer itu sendiri terhadap file
digital yang ditransmisikan pada jaringan komputer.
B. Scalability
Scalability memiliki arti kemampuan untuk dapat diskalakan.
Ini berarti bahwa jaringan komputer dapat diskalakan (diukur) dengan kebutuhan
pengguna jaringan komputer. Jaringan komputer dapat berkembang lebih luas,
lebih besar, namun dapat juga di perkecil , disempitkan,sesuai dengan kebutuhan
dan cakupan pengguna. Jaringan komputer mampu menghilangkan batasan-batasan
geografis. Ini berarti bahwa dua buah pengguna atau lebih dari jaringan
komputer dapat saling terhubung secara digital tanpa terkendala jarak yang jauh
secara fisik(misal pulau,benua, negara, wilayah, teritori). Adanya jaringan
komputer, terutama internet, menjadikan kita di abad ini dapat dengan mudah
berkomunikasi dengan siapapun di seluruh dunia.
C. Quality of Service (QoS)
Quality of Service (QoS) merupakan sekumpulan teknik dan
mekanisme yang menjamin performansi dari jaringan komputer(terutama di
internet) di dalam penyediaan layanan kepada aplikasi-aplikasi di dalam
jaringan komputer. Quality of Service (QoS) dilihat dan diukur dari sudut
pandang penyedia layanan. Berbeda dengan QoE(Quality of Experience) di mana
penilaian dilakukan dari sudut pandang yang berbeda. Quality of Service (QoS)
berkaitan erat dengan data multimedia, layanan multimedia, dan real time
multimedia. Untuk itu, diperlukan adanya pemahaman mengenai protokol-protokol
yang di gunakan pada layanan multimedia di Internet, teknik kompresi, serta
faktor-faktor lain yang memengaruhi kualitas dari suatu layanan di internet.
4. PENGEMBANGAN E-APPLICATION BERBASIS CLOUD
A. Cloud PAAS
Dikategorikan menjadi empat bagian berdasarkan produk atau
layanan platform yang di berikan. Keempat bagian tersebut yaitu:
a. <!--[if
!supportLists]-->1. - <!--[endif]-->Social Application
Platform
Yaitu
platform cloud PAAS yang ditujukan untuk pengembangan aplikasi jejaring sosial (sosial
network). Contoh utama untuk jenis ini adalah facebook.
b. <!--[if
!supportLists]-->2. - <!--[endif]-->Raw
Compute Platform
Yaitu platform
cloud PAAS yang ditujukan untuk pengembangan aplikasi berbasis komputasi raw.
Contoh utama untuk jenis ini adalah Amazone.
c. <!--[if
!supportLists]-->3. - <!--[endif]-->Web
Application Platform
Yaitu
platform cloud PAAS yang ditujukan untuk pengembangan aplikasi berbasis web.
Contoh utama jenis ini adalah Google.
d. <!--[if
!supportLists]-->4. - <!--[endif]-->Business
Application Platform
Yaitu
platform cloud PAAS yang ditujukan untuk pengembangan aplikasi bisnis. Terdapat
beragam aplikasi bisnis baik closed source maupun open source yang disediakan
dengan berbasis cloud.
5. IMPLEMENTASI
A. E-Application > pilih salah satu
(misal FOSS E-Commerce)
B. Cloud > OS > Linux > distribusi
C. Apps Server > XAMPP Linux
D. Cloud Environment
a. Eye Os (OS)
b. Proxroox (Cloud Engine)
c. dll > PAAS, IAAS.
6. DATA SKALA BESAR
A. Big Data
Big Data merupakan suatu teknologi yang dapat menyimpan,
melakukan pengolahan dan analisa data yang sangat kompleks dalam berbagai
bentuk format, volume yang besar serta pertambahan data yang sangat cepat.
Penggunaan big data sangatlah banyak digunakan saat ini seperti misalnya
mengumpulkan informasi iklim, postingan ke media social, gambar digital dan
video. Big data dalam melakukan pemrosesan data memiliki 3 proses pendukung
yaitu:
a. Variety
Pengolahan, penyimpanan dan analisis
data yang sangat kompleks dalam beragam bentuk/format. Big data memiliki
keanekaragaman data yang didapatkan dari lingkungan internal dan eksternal
perusahaan, layaknya studi tentang gaji dan demografi tenaga kerja. Variasi
juga mengacu pada jenis data yang terstruktur dan tidak terstruktur. Data yang
terstruktur merupakan data yang bersifat standar dan relasional, seperti HRIS,
sistem akunting, dan sistem perencaaan sumber daya perusahaan. Berbeda halnya
dengan data yang tidak terstruktur, data tersebut didapatkan dari sumber
informasi yang lebih luas seperti pernyataan lisan/tulisan dari subjek
penelitian, surel, gambar, video, hingga postingan di social media.
b. Velocity
Mengacu pada kecepatan dalam
pengolahan data kecepatan atau velocity mereferensi kepada peningkatan
pengumpulan data dan seberapa cepat data yang dikumpulkan harus dievaluasi dan
diaplikasikan untuk meningkatkan nilai bisnis.
c. Volume
Data yang diproduksi lebih besar
dari data non tradisional. Volume dari big data selalu meningkat seiring
berjalannya waktu, terlebih lagi dengan kemajuan teknologi yang memudahkan
perusahaan untuk mendokumentasikan informasi digital yang datang dari berbagai
sumber seperti smartphone, media sosial, dan social barcode.
Sumber:
1. Agus Eka Pratama, I Putu. 2014. “SMART
CITY BESERTA CLOUD COMPUTING DAN TEKNOLOGI – TEKNOLOGI PENDUKUNG LAINNYA”.
Informatika. Bandung.
2. Agus Eka
Pratama, I Putu. 2014. “HANDBOOK JARINGAN KOMPUTER”. Informatika.Bandung.
3. Agus Eka
Pratama, I Putu. 2015. “E-COMMERCE, E-BUSINESS DAN MOBILE COOMMERCE
BERBASISKAN OPEN SOURCE”.
Informatika.Bandung.
Langganan:
Postingan (Atom)