Pages

Subscribe:

Sabtu, 24 Oktober 2015

Kilas Balik Cloud Computing dan E-Commerce, serta Cloud Pada E-Application, Pengembangan E-Application Berbasis Cloud dan Data Skala Besar

Nama : I Made Abiyoga Sanjaya | NIM : 1204505081
Mata Kuliah : E-Application | Dosen : I Putu Agus Eka Pratama, S.T., M.T.

1.         KILAS BALIK CLOUD COMPUTING
A.        Definisi
Terdapat beberapa definisi mengenai Cloud Computing oleh para ahli komputer salah satunya yaitu oleh NIST (National Institute of Standard and Technology) yang secara umum kita dapat ikuti dan menjadi standarisasi. Di dalam draft-nya yang berjudul The NIST Definition of  Cloud Computing, Peter Meel dan Timothy Grance mendefinisikan Cloud Computing sebagai sebuah model yang memungkinkan adanya penggunaan sumber daya (resource) secara bersama-sama dan mudah, menyediakan jaringan akses dimana-mana, dapat dikonfigurasi, dan layanan yang digunakan sesuai keperluan (on demand). Hal ini berarti layanan pada Cloud Computing dapat disediakan dengan cepat dan meminimalisir interaksi dengan penyedia layanan (vendor/provider) Cloud Computing.

B.        On Demand
Cloud Computing memiliki 5 karakteristik khusus yang meliputi On Demand Self Service, Broad Network Access, Resource Pooling, Rapid Elasticity, dan Measured Service. Salah satu yang akan dibahas adalah On Demand Self Service. On Demand Self Service merupakan karakteristik Cloud Computing  dimana pengguna layanan Cloud dapat secara mandiri menyediakan semua keperluan dan kapabilitas terkait dengan komputasi pada Cloud Computing. Antara lain berupa ketersediaan network storage (media penyimpanan digital pada jaringan komputer), server time (sistem waktu di sisi komputer server), dan lain-lain, dengan meminimalisir interaksi dengan penyedia layanan (service provider/server). Layanan ini dapat digunakan oleh pengguna sesuai dengan keperluannya (on demand).

C.        Model Layanan Pada Cloud Computing
Ketiga model layanan yang disajikan oleh Cloud Computing tersebut meliputi IAAS, PAAS dan SAAS. Pembagian jenis layanan ini dilakukan dengan tujuan untuk membantu menyesuaikan keperluan dari pengguna, sehingga pengguna dapat terbantu dengan adanya layanan yang disajikan tersebut.
a.     IAAS
IAAS (Infrastructre AS A Service) atau Cloud IAAS merupakan jenis layanan pada Cloud Computing yang menekankan kepada layanan penyediaan sarana jaringan komputer, perangkat keras jaringan, komputer server, media penyimpanan (storage), processor, beserta dengan proses virtualisasi yang menunjang proses komputasi. Pada IAAS, disediakan fitur yang sangat bermanfaat bagi para pengguna. Fitur-fitur tersebut antara lain :
-      Pilihan Virtual Machine (VM) yang sangat beragam. Virtualisasi merupakan salah satu kunci kekuatan dari Cloud Computing.
-      Penyediaan pre OS installed (sistem operasi yang telah terinstal secara langsung), sehingga sangat membantu pengguna yang tidak terlalu mengetahui tentang teknis serta lebih praktis. Penyediaan storage pada beberapa buah server mirror, sehingga lebih aman bagi pengguna dan kelangsungan data di dalamnya.
-      Tersedia fitur untuk melakukan proses optimisasi (optimization).
-      Menyediakan beragam aplikasi untuk sejumlah tujuan. Antara lain untuk melakukan pemrosesan multi data, manajemen aplikasi, penyediaan sumber daya untuk aplikasi, serta perhitungan-perhitungan rumit.
b.    PAAS
PAAS (Platform AS A Service) atau Cloud PAAS merupakan jenis layanan pada Cloud Computing yang menekankan kepada penyediaan platform untuk membantu proses pengembangan perangkat lunak secara cepat dan mudah. Layanan platform yang disediakan oleh Cloud PAAS umumnya juga berbasis web yang di dalamnya telah tersedia banyak fitur yang memudahkan programmer dan pengguna awam di dalam mengembangkan aplikasi tanpa memerlukan banyak proses penulisan koding. Di dalam Cloud PAAS juga terdapat skalabilitas, kontrol akses, serta sisi keamanan. Hal lainnya yang disajikan oleh Cloud PAAS melalui layanan platform­-nya adalah kemudahan integrasi yang baik dengan perangkat lunak lainnya yang berada dalam satu platform serta menyediakan konektor untuk sistem di luar jaringan Cloud Computing. Menurut Tarun di dalam tulisan yang berjudul “Demystifying SAAS, PAAS and IAAS”, Cloud PAAS dapat dikategorikan menjadi empat bagian berdasarkan produk atau layanan platform yang diberikannya. Keempat bagian tersebut antara lain :
-      Social Application Platform yaitu platform Cloud PAAS yang ditujukan untuk pengembangan aplikasi jejaring sosial.
-      Row Compute Platform yaitu platform Cloud PAAS yang ditujukan untuk pengembangan aplikasi berbasis komputasi raw.
-      Web Application Platform yaitu platform Cloud PAAS yang ditujukan untuk pengembangan aplikasi berbasis web.
-      Bussiness Application Platform yaitu platform Cloud PAAS yang ditujukan untuk pengembangan aplikasi bisnis.
c.     SAAS
SAAS (Software AS A Service) merupakan jenis layanan yang diberikan oleh teknologi Cloud Computing kepada para penggunanya dalam bentuk pemakaian bersama aplikasi. Umumnya layanan SAAS disediakan dalam bentuk tatap muka berbasis web. SAAS dibagi menjadi 4 bagian:
-      Web As A Service (WAAS) Cloud
-      Desktop As A Service (DAAS) Cloud
-      Mobile As A Service (MAAS) Cloud
-      Analytical As A Service (AAAS) Cloud

D.        Model Deployment Cloud Computing
NIST (National Institute of Standard and Technology) tidak hanya menjelaskan definisi dari Cloud Computing tetapi juga membagi model deployment dari Cloud Computing ke dalam empat model yang mencakup Private Cloud, Public Cloud, Community Cloud dan Hybrid Cloud. Model deployment ini dilakukan dengan tujuan untuk membantu menyesuaikan lingkungan, kondisi dan keperluan dari pengguna, sehingga teknologi Cloud dapat diterapkan dan dimanfaatkan dengan baik dan optimal.
a.     Private Cloud, dimaksudkan sebagai model deployment Cloud Computing yang ditujukan untuk penggunaan yang terbatas pada kalangan tertentu saja (private). Model deployment ini umumnya banyak diterapkan untuk lingkungan laboraturium riset, sekolah, perpustakaan, gedung/bangunan. Sesuai dengan ketiga jenis layanan yang telah disediakan oleh Cloud Computing, maka pada model deployment Private Cloud dapat diterapkan pada ketiga jenis layanan tersebut. Antara lain sebagai berikut:
-      Jenis Layanan SAAS (aplikasi):
1.  Aplikasi web server intranet pada jaringan Private Cloud.
2.  Aplikasi mail server intranet pada jaringan Private Cloud.
3.  Aplikasi video dan radio streaming intranet pada jaringan Private Cloud.
-      Jenis Layanan PAAS (platform)
Penyediaan sebuah jaringan intranet untuk Private Cloud berupa komputer server dan kelengkapannya (sistem operasi Linux, aplikasi-aplikasi open source untuk PAAS, database, framework, firewall) untuk memudahkan di dalam pengembangan perangkan lunak berbasis Cloud secara intranet.
-      Jenis Layanan IAAS (infrastruktur)
Pembuatan virtualisasi private server (virtual machine) pada jaringan intranet.
b.    Public Cloud, merupakan model deployment pada teknologi Cloud Computing, dimana layanan Cloud Computing diletakkan di lokasi publik, sehingga layanan data dan informasi di dalamnya dapat digunakan dan dibagikan dengan mudah ke seluruh pengguna. Public Cloud menyediakan akses sebanyak mungkin kepada siapapun yang terhubung ke dalam jaringan Cloud yang menyediakan layanan Public Cloud.
c.     Community Cloud, merupakan model deployment pada Cloud Computing yang dibangun oleh satu atau beberapa buah komunitas. Komunitas yang tergabung biasanya memiliki tujuan, visi dan misi yang sama. Community Cloud dapat dikatakan hampir sama dengan Private Cloud, dimana penggunaannya terbatas untuk komunitas bersangkutan saja. Namun dalam penerapannya, penyediaan layanan Community Cloud  tidak selalu di dalam ranah private (intranet) tapi juga di ranah publik (internet), bahkan memberikan akses kepada publik/masyarakat/orang lain selain komunitas bersangkutan. Adapun tujuan-tujuan dibangunnya model deployment Community Cloud antara lain:
-      Untuk memudahkan komunitas di dalam berbagi data antar anggota.
-      Menyatukan komunitas yang memiliki tujuan, visi dan misi yang sama ke dalam bentuk layanan Cloud Computing.
-      Sebagai upaya dari komunitas untuk bersama-sama menyediakan layanan Cloud baik untuk komunitas itu sendiri maupun publik di luar komunitas (masyarakat umum).
d.    Hybrid Cloud, merupakan model deployment Cloud Computing yang merupakan gabungan dari Private Cloud dan Public Cloud. Pada model deployment Hybrid ini, digunakan aturan SLA (Service Level Agreement) yang merujuk kepada data mana saja yang akan diletakkan di media penyimpanan Public Cloud (internet) dan data mana saja yang akan diletakkan di penyimpanan Private Cloud (intranet). Hal ini bertujuan untuk memudahkan di dalam manajemen keamanan dan manajemen data. 

2.         KILAS BALIK E-COMMERCE
A.        Definisi E-Commerce
Istilah E-Commerce mulai muncul tahun 1990-an melalui adanya inisiatif untuk mengubah paradigma transaksi jual beli serta pembayaran dari konvesional ke dalam bentuk digital elektronik berbasiskan komputer dan jaringan internet. Terdapat beberapa definisi mengenai E-Commerce:
a. (1998) Kim dan Moon menyatakan bahwa E-commerce adalah proses untuk mengantarkan informasi, produk, layanan, dan proses pembayaran melalui kabel telepon, koneksi internet, dan akses digital lainnya.
b.    (2002) Baourakis, Kourgianakis, dan Migdalas menyatakan bahwa E-commerce merupakan bentuk perdagangan barang dan informasi melalui jaringan internet.
c.     (2002) Quayle mendefinisikan e-commerce sebagai berbagai bentuk pertukaran data elektronik atau electronic data interchange yang melibatkan penjual dan pembeli melalui perangkat mobile, e-mail, perangakat terhubung mobile, dalam jaringan internet dan intranet.
d.    (2007) Chaffey E-commerce sebagai semua bentuk proses pertukaran informasi antara organisasi dan stakeholder berbasiskan media elektronik yang terhubung ke jaringan internet.  

B.        Definisi M-Commerce
Terdapat sejumlah definisi yang diberikan oleh para ahli mengenai M-Commerce atau Mobile Commerce :
a.     Mobile Commerce Lab, merupakan sebuah lab riset yang mengkhusukan pengkajiannya tentang mobile commerce. Definisi M-Commerce adalah sebuah bentuk ekspansi dan pengembangan dari M-Commerce ke ranah mobile, yang mana memiliki proses bisinis, teknologi-teknologi terbaru, dan layanan (service) di dalamnya.
b.    Christiane Morris, menyatakan bahwa Mobile Commerce merupakan perkembangan dari E-Commerce yang memberikan kemudahan kepada konsumen melalui perangkat mobile yang dimilikinya dan jaringan wireless.
c.     Corry Janssen, menyatakan bahwa Mobile Commerce merupakan bentuk transaksi elektronik berbasiskan jaringan wireless sebagaimana halnya E-Commerce, namun lebih mengkhusus kepada perangkat mobile (smartphone, handphone, tablet) maupun perangkat komputer jinjing (netbook, notebook).

B.        Definisi E-Bussiness/E-Application
Istilah E-Bussiness muncul setelah adanya fenomena mengenai E-Commerce di jagat internet, yang juga dipengaruhi oleh kemajuan teknologi komputer, baik dalam hardware maupun software, serta kemajuan dari teknologi internet itu sendiri.
a.     Menurut IBM sendiri, E-Bussiness merupakan bentuk transformasi dari Key Bussiness Process ke dalam pemanfaatan teknologi internet.
b.    Definisi lain menyatakan, bahwa E-Bussiness merupakan bentuk transformasi dari proses-proses di dalam suatu organisasi untuk mewujudkan customer value dengan memanfaatkan teknologi-teknologi komputer, aplikasi komputer, filosofi komputer, paradigma komputer, yang menjadi bentuk dari ekonomi dunia baru.
c.     E-Bussiness merupakan hal dimana E-Commerce termasuk di dalamnya terkait dengan proses-proses eksternal yang dilakukannya namun juga memuat proses-proses internal berupa pengembangan produk, inventori, manajemen resiko, manajemen sumber daya, dll.


3.         CLOUD PADA E-APPLICATION
A.        Reliability
Realibility memiliki arti keandalan. Hal ini berarti bahwa jaringan komputer memiliki kemampuan untuk dapat diandalkan di dalam jaringan komputer. Keandalan di sini dapat diartikan bahwa paket data yang dikirimkan oleh pengirim (sender) akan sampai dengan baik di sisi penerima (receiver). Keandalan yang makin tinggi dan makin baik pada jaringan komputer akan memberikan kualitas layanan yang lebih baik bagi para pengguna jaringan komputer. Demikian juga, saat proses transfer data, tidak ada paket data yang rusak maupun hilang. Paket harus utuh di sisi penerima sebagaimana saat dikirim oleh pengirim. Dilakukan proses pengecekan oleh protokol-protokol di dalam jaringan serta oleh pengguna jaringan komputer itu sendiri terhadap file digital yang ditransmisikan pada jaringan komputer.

B.        Scalability
Scalability memiliki arti kemampuan untuk dapat diskalakan. Ini berarti bahwa jaringan komputer dapat diskalakan (diukur) dengan kebutuhan pengguna jaringan komputer. Jaringan komputer dapat berkembang lebih luas, lebih besar, namun dapat juga di perkecil , disempitkan,sesuai dengan kebutuhan dan cakupan pengguna. Jaringan komputer mampu menghilangkan batasan-batasan geografis. Ini berarti bahwa dua buah pengguna atau lebih dari jaringan komputer dapat saling terhubung secara digital tanpa terkendala jarak yang jauh secara fisik(misal pulau,benua, negara, wilayah, teritori). Adanya jaringan komputer, terutama internet, menjadikan kita di abad ini dapat dengan mudah berkomunikasi dengan siapapun di seluruh dunia.

C.        Quality of Service (QoS)
Quality of Service (QoS) merupakan sekumpulan teknik dan mekanisme yang menjamin performansi dari jaringan komputer(terutama di internet) di dalam penyediaan layanan kepada aplikasi-aplikasi di dalam jaringan komputer. Quality of Service (QoS) dilihat dan diukur dari sudut pandang penyedia layanan. Berbeda dengan QoE(Quality of Experience) di mana penilaian dilakukan dari sudut pandang yang berbeda. Quality of Service (QoS) berkaitan erat dengan data multimedia, layanan multimedia, dan real time multimedia. Untuk itu, diperlukan adanya pemahaman mengenai protokol-protokol yang di gunakan pada layanan multimedia di Internet, teknik kompresi, serta faktor-faktor lain yang memengaruhi kualitas dari suatu layanan di internet.

4.         PENGEMBANGAN E-APPLICATION BERBASIS CLOUD
A.        Cloud PAAS
Dikategorikan menjadi empat bagian berdasarkan produk atau layanan platform yang di berikan. Keempat bagian tersebut yaitu:
a.     <!--[if !supportLists]-->1.      - <!--[endif]-->Social Application Platform
Yaitu platform cloud PAAS yang ditujukan untuk pengembangan aplikasi jejaring sosial (sosial network). Contoh utama untuk jenis ini adalah facebook.
b.    <!--[if !supportLists]-->2.     -  <!--[endif]-->Raw Compute Platform
Yaitu platform cloud PAAS yang ditujukan untuk pengembangan aplikasi berbasis komputasi raw. Contoh utama untuk jenis ini adalah Amazone.
c.     <!--[if !supportLists]-->3.      - <!--[endif]-->Web Application Platform
Yaitu platform cloud PAAS yang ditujukan untuk pengembangan aplikasi berbasis web. Contoh utama jenis ini adalah Google.
d.    <!--[if !supportLists]-->4.   -   <!--[endif]-->Business Application Platform
Yaitu platform cloud PAAS yang ditujukan untuk pengembangan aplikasi bisnis. Terdapat beragam aplikasi bisnis baik closed source maupun open source yang disediakan dengan berbasis cloud.

5.         IMPLEMENTASI
A.        E-Application > pilih salah satu (misal FOSS E-Commerce)
B.        Cloud > OS > Linux > distribusi
C.        Apps Server > XAMPP Linux
D.        Cloud Environment 
a.     Eye Os (OS)
b.    Proxroox (Cloud Engine)
c.     dll > PAAS, IAAS.

6.         DATA SKALA BESAR
A.        Big Data
Big Data merupakan suatu teknologi yang dapat menyimpan, melakukan pengolahan dan analisa data yang sangat kompleks dalam berbagai bentuk format, volume yang besar serta pertambahan data yang sangat cepat. Penggunaan big data sangatlah banyak digunakan saat ini seperti misalnya mengumpulkan informasi iklim, postingan ke media social, gambar digital dan video. Big data dalam melakukan pemrosesan data memiliki 3 proses pendukung yaitu:
a.     Variety
Pengolahan, penyimpanan dan analisis data yang sangat kompleks dalam beragam bentuk/format. Big data memiliki keanekaragaman data yang didapatkan dari lingkungan internal dan eksternal perusahaan, layaknya studi tentang gaji dan demografi tenaga kerja. Variasi juga mengacu pada jenis data yang terstruktur dan tidak terstruktur. Data yang terstruktur merupakan data yang bersifat standar dan relasional, seperti HRIS, sistem akunting, dan sistem perencaaan sumber daya perusahaan. Berbeda halnya dengan data yang tidak terstruktur, data tersebut didapatkan dari sumber informasi yang lebih luas seperti pernyataan lisan/tulisan dari subjek penelitian, surel, gambar, video, hingga postingan di social media.
b.    Velocity
Mengacu pada kecepatan dalam pengolahan data kecepatan atau velocity mereferensi kepada peningkatan pengumpulan data dan seberapa cepat data yang dikumpulkan harus dievaluasi dan diaplikasikan untuk meningkatkan nilai bisnis.
c.     Volume
Data yang diproduksi lebih besar dari data non tradisional. Volume dari big data selalu meningkat seiring berjalannya waktu, terlebih lagi dengan kemajuan teknologi yang memudahkan perusahaan untuk mendokumentasikan informasi digital yang datang dari berbagai sumber seperti smartphone, media sosial, dan social barcode.


Sumber: 1.  Agus Eka Pratama, I Putu. 2014. “SMART CITY BESERTA CLOUD COMPUTING DAN TEKNOLOGI – TEKNOLOGI PENDUKUNG LAINNYA”. Informatika. Bandung.
2.   Agus Eka Pratama, I Putu. 2014. “HANDBOOK JARINGAN KOMPUTER. Informatika.Bandung.
3.  Agus Eka Pratama, I Putu. 2015. “E-COMMERCE, E-BUSINESS DAN MOBILE COOMMERCE BERBASISKAN OPEN SOURCE. Informatika.Bandung.

0 komentar:

Posting Komentar